About me

CIRCLE OF MY LIFE

Way of Life

FRIEND AND COMPATRIOTS

Past life

WHEN I USED TO BE

Project

MY LAST PROJECT, INDOFERO - INDOCOKE, CIWANDAN, CILEGON

Project

NEW PROJECT II / MENTENG RESIDANCE, JAKARTA

Sabtu, 29 Januari 2011

Metode perhitungan struktur baja Berdasar SNI 03-1729-2002

Metode perhitungan struktur baja ini mengacu pada SNI 03-1729-2002.

Tipe – tipe Baja Struktural Beserta Propertiesnya

    Jenis Baja Tegangan putus minimum, fu (Mpa) Tegangan leleh minimum, Fy (Mpa) Peregangan Minimum (%)
    BJ 34 340 210 22
    BJ 37 370 240 20
    BJ41 410 250 18
    BJ 50 500 290 16
    BJ 55 550 410 13

Perencanaan Struktur Baja yang memikul gaya tarik aksial

Simbol yang digunakan :

Nu = Gaya aksial ultimate (maksimum)

Nn = Gaya aksial nominal (gaya aksial ultimate yang telah dikalikan faktor koreksi)

Untuk memikul gaya aksial, ada 2 kondisi kritis yang menjadi acuan perhitungan, yaitu :

Kondisi Failure akibat kondisi leleh

Untuk kondisi ini, maka faktor koreksi yang digunakan adalah ɸ = 0.9 dan Nu =Ag.Fy, sehingga :

Nn = ɸ x Nu

Nn = 0.9 x Ag x Fy

Dimana : Ag = Luas kotor penampang Baja

Fy = Tegangan yield (leleh) baja.

Kondisi Failure akibat terjadinya Fraktur

Untuk kondisi ini, maka faktor koreksi yang digunakan adalah ɸ = 0.75 dan Nu =Ae.Fu sehingga :

Nn = ɸ x Nu

Nn = 0.75 x Ae x Fu

Dimana : Ae = Luas efektif penampang Baja

Fu = Tegangan ultimate baja.

Secara singkat, hitung saja nilai dari kedua rumus di atas dan diambil nilai yang terkecil. Permasalahan yang mungkin timbul adalah bagaimana menentukan luas kotor dan luas efektif dari suatu penampang. Luas kotor dan luas efektif mungkin timbul bila pada penampang terdapat sambungan yang mengurangi luasan penampang, misal sambungan baut.

Luas Bruto (Kotor) Penampang Baja.

Yang dimaksud dengan luas kotor penampang baja adalah luasan penampang baja total tanpa memperhitungkan adanya pengurangan luas penampang akibat lubang baut.

Luas Efektif Penampang Baja.

Yang dimaksud dengan luas efektif penampang baja adalah luasan penampang baja dikurangi dengan luasan penampang lubang untuk baut.

Melakukan perhitungan luas efektif Baja bergantung pada jenis – jenis sambungannya. Sambungan yang dapat digunakan antara lain sambungan baut dan sambungan las. Namun pada prinsipnya luas penampang efektif, Ae , besarnya adalah luas penampang total, A , dikalikan dengan faktor reduksi, U. Atau secara matematis ditulis sebagai berikut :

Ae = A x U

Untuk Sambungan Baut :

Pada prinsipnya jika terdapat beberapa lubang baut pada pelat, kita harus memperkirakan bentuk patahan yang mungkin terjadi.

Bila ada tiga buah lubang baut yaitu lubang 1 ,lubang 2 dan lubang 3. Model patahan yang mungkin muncul adalah 1 – 3, atau 1 – 2 – 3 (perhatikan jalur patahannya).

Rumus umum yang digunakan untuk kasus semacam ini adalah :

Ae = Ag – n x d x t – Σ (s2 x t/4u)

Untuk patahan 1 – 3, nilai s = 0 sehingga Ae = Ag – n x d x t.

Dimana : d adalah diameter lubang, t adalah tebal pelat dan n adalah banyaknya lubang baut.

Catatan : dalam SNI ditentukan bahwa luas total seluruh lubang baut tidak boleh melebihi 15% dari luas penampang utuh.

Untuk memahami darimana rumus ini diperoleh, kita harus mengamati penampang dari pelat tersebut maka penampang pelat , luas efektif pelat adalah luas kotor penampang baja dikurangi dengan luas lubang (daerah putus – putus, diasumsikan persegi panjang) yaitu sebesar n x d x t.

Untuk Sambungan Las (Welding)

Jika l > 2w, maka U = 1

Jika 2w > l > 1.5w, maka U = 0.87

Jika 1.5w > l > w, maka U = 0.75

Dimana l adalah panjang las dan w adalah lebar pelat.

Sekilas tentang Pekerjaan Dinding Keramik

Persiapkan pekerjaan dinding keramik

  1. Menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang cukup.
  2. Bahan – bahan di letakan di dekat lokasi pekerjaan pemasangan.
  3. Membersihkan lokasi pekerjaan.
  4. Memilih keramik yang akan dipasan, sehingga dapat dibedakan ukuranya yang sama dan tidak ada yang cacat.
  5. Merendam keramik yang akan dipasang sehingga jenuh air.
  6. Mempersiapkan saluran instalasi yang tertanam didalam dinding keramik.
  7. Mengayak pasir yang akan dipakai untuk spesi.
  8. Menyiapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan.
1. Pengukuran dinding yang akan dipasang kermik
  • Membuat garis – garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1m untuk menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.
  • Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuanya serta garis pertengahan dinding untuk pembagian tegel keramik.
  • Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian – bagian yang terpasang pada ruangan tersebut.
  • Berdasarkan data – data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk pembagian pemasangan keramik dinding tersebut.

2. Pelaksanaan pemasangan keramik dinding

  • Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat sebelumnya sebagai acuan kerja.
  • Pada pelaksanaan keramik dinding sebaiknya, keramik lantai belum terpasang, sehingga nantinya mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai.
  • Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi kosong.
  • Membuat kepalaan keramik baik secara horizontal maupun vertikal mengikuti garis sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.
  • Sebelum keramik dipasang, sebelumnya dinding dibasahi dahulu dengan air.

3. Syarat pemasangan keramik yang baik adalah

  • Nut garis keramik sejajar.
  • Perempatan nut keramik rapi.
  • Nut keramik dinding dan lantai menyambun g.
  • Keramik tidak keropos
  • Pemasangan instalasi sanitair berada di antara nut keramik.
  • Warna keramik seragam karena meskipan satu merek jika waktu pembakaran keramiknya berbeda maka akan membuat warnanya kadang tidak sama.

Sekilas Menghitung tebal perkerasan jalan raya

Tentunya kita tidak asing dengan yang namanya jalan raya, hampir setiap hari di lalui oleh kita, lalu bagaimana supaya jalan raya tersebut tidak rusak ketika dilalui kendaraan yang beratnya bersatuan ton. berikut sedikit gambaran tentang perhitunganya:

Misalnya kiita akan Merencanakan tebal perkerasan jalan raya 2 jalur dengan data lapangan sebagai berikut:

  • Umur rencana jalan, Ur = 10 tahun
  • Jalan akan dibuka pada tahun 2014
  • Pembatasan beban as= 8 ton

Setelah dilakukan pengamatan diperoleh volume lalu lintas sebagai berikut:

  • Mobil penumpang, pick up, mobil hantarn dan sejenisnya sebanyak 1219 perhari
  • Bus yang melintas di jalan raya sebanyak 353 per hari
  • Truck 2 as : 481 / hari
  • Truck 3 as : 45 / hari
  • Truck 4 as : 10 / hari
  • Truck 5 as : 4 / hari

LHR th.2010 :Â 2112 bh kendaraan perhari untuk 2 jurusan

  • Waktu pelaksanaan, n= 4 tahun
  • Perkembangan lalu lintas jalan raya, i= 8 % per tahun
  • Faktor regional, FR = 1.00

Bahan perkerasan jalan raya yang akan dipakai sebagai berikut:

  • Aspal beton atau penetrasi makadam ( surface course )
  • Water bound macadam ( base course )
  • Pondasi bawah kelas C ( Subbase course )
  • CBR = 3

Selanjutnya menghitung tebal perkerasan jalan raya dari data-data diatas

  1. Bus = 353
  2. Truck 2 as = 481
  3. Truck 3 as = 45
  4. Truck 4 as = 10
  5. Truck 5 as = 4
  • Jumlah kendaraan berat ( bus dan truck ) KB = 893 bh
  • BB = (353/893)x100%=39.5%
  • B2T =(481/893)x100%=53.86%
  • B3T = (45/893)x100%=5.05%
  • B4T = (10/893)x100%=1.14%
  • B5T = (4/893)x100%=0.45%
  • Mobil penumpang = 1219 bh
  • Jumlah LHR = 2112 bh
  • AKB =( 893/2112)x100%=42%
  • AKR =( 1219/2112)x100%=58%

Waktu pelaksanaan pekerjaan jalan raya , n=4 tahun

Pertumbuhan lalu lintas i = 8% pertahun

LHRop = 2112( 1+0.08)^4 = 2873

Jumlah jalur = 2 Ckiri= 50% , Ckanan= 50%

Umur rencana = 10 tahun pertumbuhan lalu lintas jalan raya = 8%/tahun

FP = 1.44 ( tabel FP )

i.p = 2.5 ( tabel I.P )

LERur = 639.71

I.P = 2.5 dari grafik diperoleh ITP = 10.25

CBR = 3 DDT = 3.8

ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3 + a4.D4

Dsini mencari Nilai ITP yang lebih dari 10.25

Lapisan permukaan=a1=0.40 & D1=10, a1xD1=4.00

Lapisan pondasi =a2=0.14 &D2=20, a2xD2=2.80

Lapisan pondasi bawah =a3=0.11 &D3=32, a3xD3=3.52

Lapisan perbaikan tanah dasar =a4=0 &D4=0, a4xD4=0

Jumlah ITP hasil perhitungan = 10.32 (jadi jalan raya aman )

Sekilas Tentang Kuda Kuda Baja Ringan

Pertanyaan mendasar ketika pertama kali berhubungan dengan para pemasang baja ringan adalah kata kuda-kuda. Mengapa dalam bahasa keseharian, sebagian tukang menyebut rangka atap sebagai kuda-kuda? Sebagian menyebutnya sebagai hubungan dengan kuda-kuda dalam pencak silat, sebagian menyebutnya dengan kuda dalam bentuk binatang yang kakinya kuat, tubuhnya kekar dan staminanya tangguh.

Tetapi mari kita lihat satu persatu, dalam konstruksi bangunan, kuda-kuda adalah elemen penopang beban diatasnya yaitu beban penutup atap, beban angin dan curah hujan. Elemen Kuda-kuda ini terdiri dari 3 yaitu:

- Kuda penopang (iga-iga) pada kuda-kuda yang berfungsi menyalurkan gaya tekan

- Balok dasar pada kuda-kuda yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik

- Tiang tengah (ander) yang berfungsi mendukung balok bubungan (molo) dan menerima gaya tekan (Heinz Frick. Ilmu Konstruksi Bangunan 2 hal 192)

Pertanyaannya lagi adalah apa hubungannya antara kuda-kuda ilmu silat dan kuda-kuda dalam ilmu konstruksi bangunan? Kalau dilihat secara prinsip, kedua kuda-kuda tersebut sama-sama berfungsi menopang beban diatasnya supaya tidak roboh dan tetap stabil. Jika dilihat kembali definisi kuda-kuda dari dunia silat, maka konstruksi yang berhubungan dengan upaya menahan beban dan menerima beban harus stabil seperti kuda-kuda. Kuat dari semua sisi. Nah dengan analogi ini mungkin pemahaman dilapangan akan lebih mudah di serap daripada menjelaskan secara spesifik.

Truss

Mungkin saja nama atau kata Truss terdengar asing bagi pekerja-pekerja konstruksi Indonesia terutama mereka yang bergerak langsung di pertukangan dan pelaksanaan lapangan, lebih dikenal dengan nama kuda-kuda daripada Truss. Truss dalam Oxford Learner’s Dictionary terdapat 2 definisi, yang berhubungan dengan konstruksi adalah Framework supporting a roof, bridge, etc. (Rangka yang menyangga atap, jembatan, dll)

Kuda-kuda baja ringan memakai system rangka batang, konstruksi rangka batang merupakan konstruksi rangka segitiga saja dimana garis sumbu batang harus lurus dan masing-masing hanya menerima gaya tekan atau tarikan. Garis sumbu batang bertemu pada titik simpul yang bekerja sebagai engsel dalam bidang rangka batang. Beban pada konstruksi rangka batang hanya boleh bekerja pada titik simpul.

Kuda, Kuda-kuda dan Truss adalah tiga nama yang memiliki definisi yang berbeda, ketiganya memiliki kesamaan secara prinsip yaitu kekuatan. Nah dasar itulah yang menjadi alasan kenapa rangka atap harus kuat. Dengan sendirinya setelah memiliki kekuatan, maka kenyamanan akan didapatkan pula. Rangka atap baja ringan adalah solusi terkini untuk masalah rangka atap, tetapi rangka atap baja ringan bervariasi dalam bentuk profil-nya, pilihlah rangka atap baja ringan yang terbukti paling kaku agar kekuatan maksimum rangka atap bangunan anda bisa terjamin.

Sekilas Persiapan Pelaksanaan Survei Lalu Lintas

Tujuan dari pelaksanaan survei lalu lintas itu sendiri antara lain untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi lalulintas dan perubahannya dari waktu ke waktu. Survei lalulintas dibagi lagi kedalam parameter yang spesifik tergantung dari kebutuhan,sehingga didapatkan data lalulintas yang detail. Macam – macam survei lalulintas antara lain :

1. Survei volume lalulintas

2. Survei kecepatan

3. Survei jumlah kendaraan yang parkir

4. Survei berat kendaraan

5. Survei konsumsi dan emisi bahan bakar

Dalam hal ini akan dijelaskan persiapan dalam pelaksanaan survei volume lalulintas.

Sebelum melakukan survei terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mempermudah mendapatkan petunjuk tentang survei yang akan dilakukan. Hal ini akan mempermudah pengisian formulir survei yang akan digunakan serta pembuatan jadwal survei.

Beberapa poin penting yang harus diperhatikan saat akan melakukan survei

1. Menentukan metode pelaksaan survei termasuk kendala – kendala baik tenaga kerja,material serta peralatan yang digunakan

2. Mendapatkan peta dan menentukan waktu serta durasi survei agar palaksanaan lebih efisien

3. Mempertimbangkan penetapan waktu survei dengan kegiatan masyarakat dan lingkungan seperti libur sekolah,libur musiman,hari dalam Minggu,jam kerja dan lain-lain

4. Menetapkan lokasi survei

5. Mempertimbangkan faktor cuaca dimana cuaca merupakan factor yang mempengaruhi karakteristik lalulintas

6. Mengetahuia informasi tentang pengaturan lalulintas pada tempat dan keadaan tertentu

7. Ketersediaan dana dalam menunjang pelaksanaan survei

8. Faktor tenaga surveior

Sekilas Tentang Terowongan Bawah Laut & Darat

Lebih dari enam juta kilometer dari 240.000 kilometer jalan raya dan kereta api mengular di seluruh Amerika Serikat, Hal ini membuat hidup di atas tanah telah menjadi semakin sesak. Terowongan sebagai alternatif untuk menyediakan beberapa ruang yang tersedia untuk lalu lintas mobil , kereta api, air dan limbah, bahkan kekuasaan dan jalur komunikasi. Hari ini, cukup aman untuk melahirkan melalui pegunungan dan bersembunyi di bawah samudra – tapi tidak selalu seperti ini. Bahkan, butuh ribuan tahun pemikiran ribuan pemikir untuk menyempurnakan seni menggali terowongan.

Sebelum ada mobil dan kereta api, terowongan hanya digunakan untuk membawa air. Para pemikir Roma menciptakan jaringan yang paling luas terowongan di dunia kuno. Mereka membangun struktur miring, yang disebut saluran air, untuk membawa air dari mata air gunung ke kota-kota dan desa. Mereka mengukir ruang bawah tanah dan membangun struktur lengkung elegan yang tidak hanya untuk membawa air segar ke dalam kota, tetapi juga membawa air limbah keluar.

Pada abad ke-17, terowongan yang sedang dibangun untuk kanal-kanal. Tanpa jalan atau rel kereta api untuk mengangkut bahan baku dari negara ke kota, jalan raya berair menjadi cara terbaik untuk mengangkut barang lebih dari jarak yang jauh.

Penemuan kereta api dan mobil sebagai transportasi membuat ekspansi yang luar biasa dalam pembangunan terowongan. Selama abad 19 dan 20, pembangunan kereta api dan transportasi kendaraan bermotor menyebabkan lebih besar, lebih baik, dan lebih lama terowongan.

Hari ini gunung-gunung dan dibawah samudra telah berdiri terowongan sebagai jalan. Dengan teknologi konstruksi terowongan terbaru, Pemikir dapat menanggung melalui gunung-gunung, di bawah sungai, dan di bawah kota-kota yang ramai. Sebelum mengukir sebuah terowongan, Pemikir menyelidiki kondisi tanah dengan menganalisis sampel tanah dan batu dan tes pengeboran lubang.

Ada tiga langkah untuk kesuksesan terowongan.

Hari ini, kita tahu bahwa ada tiga langkah dasar untuk membangun terowongan yang stabil.

  1. Langkah pertama adalah penggalian: kita menggali melalui bumi dengan alat atau teknik yang dapat diandalkan.
  2. Langkah kedua adalah dukungan: kita harus mendukung semua tanah yang tidak stabil di sekitar mereka saat mereka menggali.
  3. Langkah terakhir adalah lapisan: kita menambahkan sentuhan akhir, seperti jalan dan lampu, ketika terowongan struktural suara.

Berdasarkan pengaturan, terowongan dapat dibagi menjadi tiga jenis utama:


1. terowongan di dalam tanah lunak
biasanya dangkal dan sering digunakan sebagai kereta bawah tanah, sistem pasokan air, dan saluran pembuangan. Karena tanah lunak, struktur pendukung, yang disebut terowongan perisai, harus digunakan di ujung terowongan untuk mencegah runtuh.

Berat, tanah basah mendorong pada semua sisi terowongan.Dinding terowongan terjepit oleh tanah

2. Terowongan didalam batu
memerlukan sedikit atau tidak ada dukungan ekstra selama konstruksi dan sering digunakan sebagai kereta api atau jalan raya melalui pegunungan.

dahulu pembuat terowongan dipaksa untuk meledakan batuan pada pegunungan dengan dinamit. Hari ini kita dapat memecahkan batu besar dan mengunyahnya dengan mesin bor terowongan contraptions.

Beberapa bagian dari batu kurang padat daripada bagian lainnya. pososi yang Longgar ini mendorong bongkahan batu di sisi terowongan

3. Terowongan didalam air laut

sangat sulit untuk membangun terowongan dibawah air, seperti mencegah kedatangan air sementara terowongan sedang dibangun. pada pemikiran awal, penggalian ruang bertekanan digunakan untuk mencegah air mengalir ke dalam terowongan. tapi sekarang segmen terowongan pabrikasi dapat melayang ke posisi, tenggelam, dan menempel pada bagian lain.Gaya Mendorong air di sisi terowongan. Dinding terowongan terjepit oleh air.Demikian gambaran singkat terowongan di bawah laut maupun darat

Kamis, 27 Januari 2011

Sekilas Komposisi dan Pencampuran Beton

adukan beton

Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang serendah mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.

PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif.

Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan baku beton mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya. Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran berdasarkan volume juga sebenarnya bisa, dan lebih banyak dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal.

SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.

AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).

RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.

grafik

AGREGAT
agregat halus kebanyakan
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat “sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak ada agregat.

agregat kasar kebanyakan
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan terlihat kasar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan muncul di permukaan setelah dipadatkan.

PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.

Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang dicampur di lapangan (site) ada juga yang sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.

Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant, kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air bisa tetap dipertahankan. Hmm.. kalo ditambah sedotan, drum truk itu bisa kita beri label “Jus Beton Segar”.. :D

Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN (mirip-mirip nama sejenis gorengan pisang). Sewaktu mencampur di lapangan, agregat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir semen. Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.
molen beton

Ada kata pepatah: Jangan menggunakan sekop untuk menakar adukan beton untuk molen! (Padahal ini yang sering dilakukan) :D
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda. Kecuali kalau ada sekop canggih yang bisa sekaligus mengukur berat muatannya. :) (hmm..)

pencampuran beton

Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar sehingga semua bahan tercampur. Katanya sih, kalau sudah tidak ada pasir yang terlihat secara kasat mata, berarti adukannya itu sudah merata. Saat itulah dilakukan penambahan air sedikit demi sedikit.

Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu, kemudian jika sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah sementara sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama sudah dituang semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua, jadi tidak ada delay ketika molen bekerja.

Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali dibuat seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa dibendung, nggak usah repot-repot bikin gundukan, langsung saja tuang air ke wadah tersebut. :)

Sebagai penutup, kami akan berikan tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.

Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48

Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.

Sekilas Kelebihan & Kekurangan Beton,Baja,Kayu & ALuminium

BETON
Kelebihan :
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
b. Mampu memikul beban yang berat.
c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi
d. Biaya perawatan yang rendah.
e. Tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.
Kekurangan :
a. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah.
b. Lemah terhadap Kuat tarik.
c. Mempunyai bobot yang Berat.
d. Daya pantul suara yang besar
e. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
BAJA
Kelebihan :
-Kuat tarik tinggi.
-Tidak dimakan rayap
-Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
-Bisa di daur ulang
-Dibanding Stainless Steel lebih murah
-Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
-Dibanding alumunium lebih kuat
Kekurangan :
-Bisa berkarat.
-Lemah terhadap gaya tekan.
-Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
KAYU
Kelebihan :
-Bahan Alami yang dapat diperbaharui
-Kuat tarik yang tinggi
-Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna.
-Memberi efek hangat.
-Bahan penyekat yang baik pada perubahan suhu di luar rumah.
-Dapat meredam suara.
Kekurangan :
-Mudah menyerap air.
-Mudah mengalami kembang-susut
-Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca.
-Rentan terhadap rayap.
ALUMINIUM
Kelebihan :
-Mempunyai bobot yang ringan.
-Kuat tarik tinggi.
-Minim perawatan.
-Tahan terhadap karat.
Kekurangan :
-Mudah tergores.
-Lemah terhadap benturan.
-Kurang fleksibel dalam hal desain.
BAMBU
Kelebihan :
-Bahan Alami yang dapat diperbaharui
-Sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang)
-Pada berat jenis yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat tarik baja mutu sedang.
-Ringan.
-Bahan konstruksi yang murah.
Kekurangan :
-Rentan terhadap rayap.
-Jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya.
Demikian untuk sementara. Bila ada masukan atau koreksi, dipersilahkan… Terima kasih.

Rabu, 26 Januari 2011

Sekilas Tentang Jenis-Jenis Perkerasan Jalan

STRUKTUR PERKERASAN

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
* Lapisan tanah dasar (sub grade)
* Lapisan pondasi bawah (subbase course)
* Lapisan pondasi atas (base course)
* Lapisan permukaan / penutup (surface course)

[Image: 1.jpg]
Gambar 1. Lapisan perkerasan jalan lentur

Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :
a. Flexible pavement (perkerasan lentur).
b. Rigid pavement (perkerasan kaku).
c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).

PERKERASAN LENTUR

Jenis dan fungsi lapisan perkerasan
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.

Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
* Lapisan tanah dasar, tanah galian.
* Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
* Lapisan tanah dasar, tanah asli.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
* Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
* Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
* Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.

Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
* Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
* Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
* Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
* Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
* Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.

Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
* Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
* Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
* Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
* Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
* Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
* Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di bawahnya.

Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.


PERKERASAN KAKU

Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.

Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.

Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.

Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.

Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
* Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
* Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
* Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
* Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
* Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.


PERKERASAN KOMPOSIT

Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlua ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.

Sekilas Tentang Kolom Beton dalam Konstruksi Bangunan

I. Pendahuluan

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

II. Jenis-jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:
1. Kolom ikat (tie column)
2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya. Terlihat dalam gambar 1.(a).
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud. Seperti pada gambar 1.(b).

3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 1.©. Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
[Image: graphic42.jpg?w=513&h=320]

Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral ternyata lebih tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang, seperti yang terlihat pada diagram di bawah ini.

[Image: graphic63.jpg?w=444&h=251]

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.

Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

[Image: kolomtingkat.jpeg?w=148&h=227]

Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

III. Dasar- dasar Perhitungan

Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom:
1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.
2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan komponen struktur lainnya.
4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.

Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:
1. Kuat perlu
2. Kuat rancang

No. Kondisi Faktor reduksi (ø)
1. Lentur tanpa beban aksial 0.8
2. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0.8
3. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
a. Tulangan spiral maupun sengkang ikat
b. Sengkang biasa: 0.7, 0.65

Asumsi Perencanaan

[Image: graphic3.jpg?w=455&h=254]

Sekilas tentang Semen dan Jenis-jenisnya

Pengertian Semen

Semen berasal dari bahasa latin “cementum”, dimana kata ini mula-mula dipakai oleh bangsa Roma yang berarti bahan atau ramuan pengikat, dengan kata lain semen dapat didefinisikan adalah suatu bahan perekat yang berbentuk serbuk halus, bila ditambah air akan terjadi reaksi hidrasi sehingga dapat mengeras dan digunakan sebagai pengikat (mineral glue). Pada mulanya semen digunakan orang-orang Mesir Kuno untuk membangun piramida yaitu sejak abad ke-5 dimana batu batanya satu sama lain terikat kuat dan tahan terhadap cuaca selama berabad-abad. Bahan pengikat ini ditemukan sejak manusia mengenal api karena mereka membuat api di gua-gua dan bila api kena atap gua maka akan rontok berbentuk serbuk. Serbuk ini bila kena hujan menjadi keras dan mengikat batu-batuan disekitarnya dan dikenal orang sebagai batu Masonry.

Bahan Baku Pembuatan Semen

Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi semen yaitu:
1. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81 %.
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai rumus CaCO3 (Calcium Carbonat),pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%
2. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9 %
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 ± 90%
3. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9 %.
Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46 %
4. Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%.
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% – 80%.
Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen.

Jenis-Jenis Semen

Umumnya jenis semen yang dikenal saat ini antara lain sebagai berikut:
1. Semen Portland (Portland Cement)
Semen portland ini merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan jalan menghaluskan terak yang mengandung senyawa-senyawa kalsium silikat dan biasanya juga mengandung satu atau lebih senyawa-senyawa calsium sulphat yang ditambahkan pada penggilingan akhir.Semen portland adalah semen yang diperoleh dengan menghaluskan terak yang terutama terdiri dari silikat-silikat, calsium yang bersifat hidrolis bersama bahan tambahan biasanya gypsum.
Tipe-tipe semen portland:
a. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Semen Portland tipe ini digunakan untuk segala macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya tahan terhadap sulfat, panas hiderasi, dan sebagainya. Semen ini mengandung 5 % MgO dan 2,5 -3% SO3.
b. Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)
Semen ini digunakan untuk bahan konstruksi yang memerlukan sifat khusus tahan terhadap sulfat dan panas hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan sekitar pantai. Semen ini mengandung 20% SiO2, 6 % Al2O3, 6% Fe2O3, 6% MgO, dan 8% C3A.
c. Tipe III (High Early Strength Portland Cement)
Semen ini merupakan semen yang digunakan biasanya dalam keadaan-keadaan darurat dan musim dingin. Digunakan juga pada pembuatan beton tekan. Semen ini memiliki kandungan C3S yang lebih tinggi dibandingkan semen portland tipe I dan tipe II sehingga proses pengerasan terjadi lebih cepat dan cepat mengeluarkan kalor. Semen ini tersusun dari 3,5-4% Al2O3, 6% Fe2O3, 35% C3S, 6% MgO, 40% C2S dan 15% C3A.
d. Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
Semen tipe ini digunakan pada bangunan dengan tingkat panas hiderasi yang rendah misalnya pada bangunan beton yang besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan. Low Heat Portland Cement ini memiliki kandungan C3S dan C3A lebih rendah sehingga kalor yang dilepas lebih rendah. Semen ini tersusun dari 6,5 % MgO, 2,3 % SO3, dan 7 % C3A.
e. Tipe V (Super Sulphated Cement)
Semen yang sangat tahan terhadap pengaruh sulphat misalnya pada tempat pengeboran lepas pantai, pelabuhan, dan terowongan. Komposisi komponen utamanya adalah slag tanur tinggi dengan kandungan aluminanya yang tinggi, 5% terak portland cement , 6 % MgO, 2,3 % SO3, dan 5 % C3A.

2. Semen Putih
Portland cement yang memiliki warna keabu-abuan, warna ini disebabkan oleh kandungan oksida silika pada portland cement tersebut. Jika kandungan oksida silika tersebut dikurangi 0,4 %, maka warna semen portland berubah menjadi warna putih.

3. Semen Masonry
Semen Masonry dibuat dengan menggiling campuran terak semen portland dengan batu kapur, batu pasir, atau slag dengan perbandingan 1 : 1.

4. Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement)
Semen ini digunakan pada temperatur dan tekanan tinggi, sering dijumpai pada penggunaan pengeboran minyak atau digunakan untuk pengeboran air tanah artesis. Semen ini merupakan semen portland yang dicampur dengan retarder untuk memperlambat pengerasan semen seperti lignin, asam borat, casein, dan gula.

5. Semen Alami (Natural Cement)
Semen alam ini dihasilkan dari kerang batu kapur yang mengandung tanah liat seperti komposisi semen di alam. Material ini dibakar sampai suhu pelelehannya hingga menghasilkan terak. Kemudian terak tersebut digiling menjadi semen yang halus. Dalam pemakaiannya dicampur dengan semen portland.

6. Semen Slag (Slag Cement)
Semen slag ini dikenal 2 macam tipe, yaitu
a. Eisen portland cement
Yaitu semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran 60% terak portland dan 40 % butir-butir slag tanur tinggi.
b. Hogh Ofen Cement
Semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran yang mengandung 15 – 19 % terak portland cement dan 41 – 85 % butir –butir slag dengan penambahan CaSO4.

7. Semen Alumina Tinggi (High Alumina Cement)
Semen yang memiliki kandugan Alumina tinggi. Dimana perbandingan antara kapur dan alumina adalah sama. Semen ini dibuat dengan mencampur kapur, silika, dan oksida silika yang dibakar hingga meleleh dan kemudian hasilnya didinginkan lalu digiling hingga halus. Ciri dari semen ini memiliki ketahanan terhadap air yang mengandung sulfat dan air laut cukup tinggi.

8. Semen Pozzolona
Semen ini mengandung senyawa silika dan alumina dimana bahan pozzolona sendiri tidak memiliki sifat seperti semen, akan tetapi bentuk halusnya dan dengan adanya air, senyawa-senyawa tersebut membentuk kalsium aluminat hidrat yang bersifat hidraulis. Bahan pozzolan tersusun atas 45-72 % SiO2, 10-18 % Al2O3, 1-6 % Fe2O3, 0,5-3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3.

9. Semen Trass
Semen yang dihasilkan dengan menggiling campuran antara 60 %– 80 % trass atau tanah yang berasal dari debu gunung berapi yang serupa dengan pozzolona dengan menambah CaSO4.

Tips Mencegah dan Mengatasi Atap Bocor

udah siapkah atap bangunan rumah anda untuk bertahan dari serangan curah hujan? Atau mungkin atap rumah anda termasuk yang terserang penyakit ‘bocor’ saat musim hujan? Jika iya maka mau tidak mau, anda harus meluangkan waktu, tenaga dan materi untuk mengatasi masalah ini daripada kenyamanan penghuni rumah selalu terusik saat hujan turun. Coba simak beberapa tips dari tulisan ini.


Langkah yang harus anda lakukan adalah sesegera mungkin mendeteksi penyebabnya. Ibarat orang sakit, maka harus didiagnosa secara tepat untuk dipilih bagaimana terapi pengobatannya. Ada beberapa sebab mengapa atap rumah menjadi bocor :


1. Kesalahan Konstruksi.

Umumnya hal dipengaruhi oleh kemiringan atap yang kurang tepat. Pada jenis penutup atap genteng yang umum digunakan masyarakat, seharusnya memiliki kemiringan antara 30 – 40 derajat. Kurang dari itu maka dijamin rawan bocor akibat pias dari curah air hujan dan lebih dari itu posisi genteng rawan melorot yang juga berakibat atap menjadi bocor. Solusi dari masalah ini adalah dengan menata ulang kemiringan atap (alias bongkar total) atau yang lebih murah dengan memberi lembaran pelapis anti bocor entah dari plastik atau semacamnya pada bagian bawah genteng. Jadi sekalipun air masuk lewat celah antar genteng masih akan bisa ditahan oleh lapisan plastik dan kemudian dialirkan ke bawah hingga menuju lisplank/talang. Jika desain arsitektural rumah mengharuskan kemiringan atap dibuat lebih dari 40 derajat, pilihlah genteng yang dilengkapi lubang paku untuk mengunci kedudukan genteng supaya tidak melorot. Banyak merk genteng terkenal di toko bangunan yang sudah dilengkapi lubang paku.

2. Kesalahan Pemasangan.

Umumnya terjadi karena tukang kurang cermat saat mengejakan lokasi-lokasi atap yang ‘rawan’ terserang air hujan. Misalnya saja pada lokasi bubungan/nok, sambungan tepi/gewel, lisplank dan talang. Contohnya pada bagian bubungan/nok, yang jika dibuat terlalu tinggi maka akan rawan retak sehingga berakibat bocor saat terkena air hujan. Solusinya adalah dengan memberi lapisan kedap air semacam aquaproof atau talang karet pada bagian yang bocor tersebut. Saat rumah anda dibangun, pilih tukang yang ahli dan mintalah agar mereka hati-hati saat melakukan pengerjaan pada bagian-bagian tersebut.

3. Pemilihan Kualitas Material Asal-Asalan.
Setiap material penutup atap memiliki karakter sendiri-sendiri. Genteng misalnya, antara genteng tanah liat dengan genteng keramik jelas lebih baik genteng keramik untuk menahan air hujan lantaran sifat kedap air dan desain interlocking yang dimilikinya. Hal ini jelas berpengaruh pada toleransi kemiringan yang bisa diaplikasikan pada rumah anda. Begitu pula dengan material yang lain semisal lembaran galvanis dan asbes. Asbes mungkin jauh lebih murah namun daya tahan terhadap cuaca jelas lebih kuat lembaran galvanis. Pemilihan kualitas material yang asal-asalan jelas berpengaruh pada ketahanan terhadap serangan air hujan.

4. Kerusakan Akibat Cuaca.

Atap merupakan bagian dari struktur bangunan rumah yang paling menderita akibat cuaca, karena terpapar panas matahari waktu musim kemarau dan terpapar air waktu musim penghujan. Betapapun kuatnya material atap rumah anda, lama kelamaan akan terdegradasi akibat cuaca. Akibat yang timbul pada kerusakan ini biasanya berwujud retak pada sambungan tepi/gewel, retak rambut pada genteng tanah liat, seng yang keropos/berkarat atau pudarnya warna cat pelapis pada genteng beton. Solusi untuk hal ini adalah dengan melakukan pemeliharaan berkala tiap tahun untuk memperpanjang usia pakai/life time material atap. Misalnya saja mengecat genteng beton dengan cat genteng, menambahkan lapisan waterproofing pada dak beton, dan sebagainya.

Mengenal Profil & Kusen rangka daun pintu jendela aluminum

Dalam bidang konstruksi bangunan dewasa ini aluminium telah banyak digunakan sebagai bahan konstruksi khususnya untuk bangunan gedung.
Bahan konstruksi bangunan gedung dari aluminium tersebut antara lain :
  • berbentuk batangan dengan berbagai macam profil penampang. Setiap batangnya tersedia dengan panjang 6 meter, bentuk dan ukuran profil sangat bervariasi secuai dengan kegunaannya dalam konstruksi antara lain ; profil-profil batang untuk kusen, profil-profil batang untuk rangka daun pintu, untuk konstruksi kusen dan daun jendela, untuk tiang / rangka dinding partisi (penyekat ruang), untuk Rolling door, untuk Folding gate, dan sebagainya.
  • berbentuk pita / pelat tipis dengan lebar tertentu ( missal ± 30 mm ) tersedia dalam bentuk gulungan ( rol ), biasanya untuk bahan awning dan krei.
  • juga bentuk-bentuk profil khusus seperti Handle daun pintu dan profil profil khusus lainnya.
Berikut ini contoh-contoh bentuk profil penampang batang aluminium secara umum untuk berbagai jenis konstruksi ( khusus untuk kusen dan rangka daun pintu jendela ) :

[Image: profil+kusen+aluminium+1.JPG]

[Image: profil+kusen+aluminium+2.JPG]

[Image: profil+kusen+aluminium+3.JPG]

[Image: profil+kusen+aluminium+4.JPG]

[Image: profil+kusen+aluminium+5.JPG]

[Image: profil+kusen+aluminium+6.JPG]

[Image: profil+kusen+aluminium+7.JPG]

[Image: profil+kusen+aluminium+8.JPG]

Minggu, 23 Januari 2011

Pondasi Cakar Ayam I

Peranan pondasi turut menentukan usia dan ke stabilan suatu konstruksi bangunannya. Dalam dekade terakhir ini sistem pondasi telah berkembang dengan bermacam variasi. Tapi hanya sedikit yang menampil kan sistem pondasi untuk mengatasi masalah membangun konstruksi di atas tanah lembek.
Sistem pondasi yang konvensional, cenderung hanya di sesuaikan dengan besarnya beban yang harus didukung, tapi kurang mempertimbangkan kondisi tanah lembek. Akibatnya, bangunan itu mengalami penyusutan usia atau ketidakstabilan, seperti penurunan, condong, bahkan roboh. Hal itu tentu merugikan pemilik dan kontraktor bersangkutan.
Perlakuan yang seimbang antara beban dan kondisi tanah lembek perlu dipecahkan. Problema ini pernah dihadapi oleh Prof Dr Ir Sedijatmo tahun 1961, ketika sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta.
Dengan susah payah, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi konvensional, sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkelai. Menara ini untuk menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan dimana akan diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962.
Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru untuk mengatasi masalah itu. Lahirlah ide Ir Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam. Perhitungan yang dipakai saat itu (1961), masih kasar dengan dimensi 2,5 kali lebih besar dibanding dengan sistem pondasi cakar ayam yang diterapkan sekarang. Meski begitu, ternyata biayanya lebih murah dan waktunya lebih cepat daripada menggunakan tiang pancang biasa. Menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi ka wasan industri.

Dasar pemikiran.
Pondasi cakar ayam terdiri dan plat beton bertulang dengan ketebalan 10-15 cm, tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di bawahnya.
Di bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m, tebal 8 cm, dan panjangnya tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk plat dipakai tulangan ganda.
“Sistem pondasi ini bisa diterapkan pada tanah lunak maupun tanah keras. Tapi menurut pengalaman, lebih ekonomis bila diterapkan atas tanah yang berdaya dukung 1,5 sampai 4 ton per meter persegi.
Dasar pemikiran Iahirnya pondasi cakar ayam ialah memanfaatkan tekanan tanah pasif, yang pada sistem pondasi lain tak pernah dihiraukan. Plat beton yang tipis itu akan mengambang di permukaan tanah, sedangkan kekakuan plat ini dipertahankan oleh pipa-pipa yang tetap berdiri akibat tekanan tanah pasif. Dengan demikian maka plat dan konstruksi di atasnya tidak mudah bengkok.
Pada sistem pondasi lain, yang menggunakan plat beton dengan balok pengaku, maka kekakuan itu berasal dan konstruksinya sendiri. Sedangkan pada sistem pondasi cakar ayam, kekakuan didapat dari tekanan tanah pasif. ini berarti dengan daya dukung yang sama, volume beton pada cakar ayam akan berkurang, dan konstruksinya bisa lebih ekonomis.

Telapak beton
Telapak beton, pada pondasi cakar ayam sangat baik untuk beban yang merata. Sistem pondasi ini mampu mendukung beban 500-600 ton per kolom. Dalam hal ini, di bagian bawah kolom dibuatkan suatu telapak beton, untuk mengurangi tegangan geser pada plat beton.
Jika beban itu terpusat, maka tebal plat beton di bawah pusat beban ditentukan oleh besarnya daya geser, bukan oleh besarnya momen, untuk ini dilakukan penambahan pertebalan plat beton dibawah kolom bersangkutan.

Paten

pondasi-cabg.jpgSistem pondàsi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali diterapkan di daerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Sampai batas-batas tertentu, sistern ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai 3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12 meter.
Makin panjang tiang pancang yang dipakai, makin besar biayanya. Apalagi jika alat pemancangan dan tenaga ahli harus didatangkan dari tempat lain. Dengan kemampuan yang sama, sistem cakar ayam dapat menghemat biaya sampai 30%.
Pelaksanaan sistem ini dapat dilakukan secara simultan, tanpa harus bergiliran. Misalnya sebagai pondasi menara, dapat dikerjakan dalam jumlah banyak secara bersamaan. Seluruh sumuran beton dicetak dengan cetakan biasa di lokasi proyek, sesuai dengan standar. Karena itu sistem ini sangat menghemat waktu.
Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu keuntungan lagi, sistem ini tidak memerlukan sistem drainasi dan sambungan kembang susut.
Banyak bangunan yang telah menggunakan sistem yang di ciptakan oleh Prof Sedijatmo ini, antara lain: ratusan menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang dengan bentangan 64 m di Jakarta dan Surabaya, antara runway dan taxi way serta apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di Surabaya, kolam renang dan tribune di Samarinda, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota.
Sistem pondasi cakar ayam ini telah pula dikenal di banyak negara, bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 11 negara, yaitu: Indonesia, Jerman Timur, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman Barat, Belanda; dan Denmark. [Teknologi, No.6, Th.I, Jan-Feb.1987]